malam kepiluan(lanjutan)

Tiba-tiba saja malam menjadi terasa begitu dingin, angin bertiup begitu kencang. Walaupun aku berada di dalam ruangan saat itu, tapi dapat ku dengar gemerisik daun dan ranting pepohonan yang saling beradu di terpa angin. Bulu kudukku mulai berdiri, kerinduanku untuk menyaksikan ia bangkit kembali tak tertahankan lagi, aku ingin memeluknya kembali dalam keadaan sehat. Ku dekap tubuhnya yang mulai terasa begitu dingin, kemudian kucium kening nya dengan hangat. Tak ada reaksi apapun darinya untuk setidaknya memberikan sedikit respon terhadap apa yang telah aku lakukan.

Kilatan-kilatan cahaya halilintar semakin menambah kehampaan jiwaku. Dinginnya malam semakin menusuk tubuhku. Saat ini, aku hanya bisa menggenggam tangannnya dan menatap wajahnya yang pucat namun memancarkan kecantikan alami.

“Ya tuhan, tidak adakan yang dapat aku lakukan untuk menyelamatkannya?”
“mengapa tidak engkau ijinkan aku mengarungi kehidupan ini bersamanya?”

Dua pertanyaan itu terus bersahutan di kedalamanhatiku untuk memohon kepada pencipta makhluk indah ini agar ia bisa kembali bernafas dan mengisi rongga dadanya dengan udara. Karena saat itu aku tau bahwa ia tak lagi bersamaku. Pemiliknya telah mengambilnya kembali untuk menghadap kepada-NYA. Aku terus berdiri disampingnya, menggenggam tangannya dan tetap menatap wajahnya. Dari kejauhan kami terlihat seperti lukisan kepiluan yang menggambarkan bahwa tidak selamanya apa yang kita inginkan akan kita dapatkan, tidak selamanya awal yang bahagia akan berkahir dengan bahagia, tidak selamanya cinta akan saling memiliki, tidak selamanya hidup ini akan terus berjalan akan tetapi akan ada saat dimana tuhan akan mengakhirinya, dan saat kita memohon kepada-Nya terkadang Ia tidak memberikan apa yang kita inginkan tetapi memberikan apa yang kita butuhkan. Kepergiannya telah mengajarkanku banyak hal tentang kehidupan walau kepiluan yang menusuk hatiku akan terus terasa hingga saat mata ini terpejam tanpa perhah terbuka lagi.

Aku masih terus berdiri, menggenggam tangannya, dan menatap wajahnya. Dan malam dingin itu menjadi malam kepiluan yang tertulis sebagai bagian sajarah kehidupanku yang mengajarkan bahwa cinta dan kehidupan adalah dua bagian yang tak terpisahkan. Karena jika engkau mencoba untuk memisahkannya, maka sesungguhnya engkau telah mati sebelum kematian yang sebenarnya.

2 komentar:

Fikri A Mafazi said...

semangat bro!!

rahmat said...

thanks bro...tetap semangat dan tetap berkarya..
tdk ada kata menyerah dlm hidup ini..^^

Post a Comment

 

jam

© Grunge Theme Copyright by Nuansa Cakrawala (soemat's notes) | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks