Kapasitas dan popularitas pada dasarnya merupakan dilema dalam dunia politik kerena keduanya jelas dibutuhkan dalam meraih dukungan rakyat untuk menuju kursi kepemimpinan. Namun yang harus kita sadari bersama sebenarnya, manakah yang lebih penting dari kedua hal tersebut, karena pemahaman yang kurang mengenai makna keduanya seringkali menyebabkan kita terperosok pada pilihan yang salah tentang siapa yang seharusnya menjadi sosok pengayom untuk memimpin bangsa ini. Banyaknya partai yang mengusung seseorang karena kepopulerannya(baca : artis) tanpa memperhitungkan kapasitas mereka adalah salah satu bukti bahwa popularitas juga merupakan indikasi penting suatu partai dalam meraih banyak dukungan, tentu saja tidak ada yang salah dengan pemikiran tersebut, tapi masalahnya adalah kita bicara tentang popularitas yang mana. Karena ketika kita bicara tentang popularitas seorang pemimpim maka kita juga bicara tentang polpularitas yang sama sekali berbeda. Sosok pengeyom adalah teladan yang baik dalam hal moral, perilaku, ucapan dan juga cukup memadai dalam hal kapasitas sebagai pemimpin sehingga kebanyakan orang mengenal dirinya sebagai sosok yang demikian ketika dia mencoba untuk mengenalkan dirinya pada masyarakat untuk meraih dukungan.
Beberapa waktu terakhir muncul sebuah berita yang sangat menghebohkan bangsa ini dengan pengakuan seorang artis hot dimana beberapa pertai telah datang melamarnya untuk maju sebagai calon kepala daerah yang akan mereka usung sebagai perwakilan dari partai mereka. Ini jelas meresahkan beberapa kalangan terutama yang benar-benar peduli dengan nasip bangsa ini kedepan, karena posisi strategis pemimpin sangat mempengaruhi banyak aspek dalam wilayah yang dia pimpim tersebut. Dan juga yang menjadi pertanyaan di sini, kemanakah kader terbaik dari partai tersebut sehingga dengan mudahnya menggadaikan harga diri untuk memanfaatkan polpularitas seseorang yang jelas-jelas sangat diragukan kapasitasnya sebagai seorang pemimpin hanya untuk mendapatkan kedudukan dalam pemerintahan.
Pada dasarnya setiap warga negara memiliki hak untuk maju sebagai pemimpin bangsa, tapi tentu saja kita harus memilih yang terbaik di antara kita memalui kriteria yang memedai sebagai seorang pemimpin untuk membimbing kita ke arah yang lebih baik, dalam segala aspek tentunya. Alangkah bijaksananya jika para politikus kita yang bertekat menjadi pemimpin bangsa dapat menyadari sepenuhnya bahwa dukungan tidak sepenuhnya ditentukan oleh popularitas, tapi justru lebih banyak oleh kapasitas, karena secara prinsip pupolaritas hanyalah pelengkap dari kapsitas itu sendiri. Dan yang terpenting bukanlah ketika dia bisa duduk dalam jabatan tersebut, tapi bagaimana dia akan mempertanggungjawabkannya nanti di hadapan Yang Maha Kuasa.
Beberapa waktu terakhir muncul sebuah berita yang sangat menghebohkan bangsa ini dengan pengakuan seorang artis hot dimana beberapa pertai telah datang melamarnya untuk maju sebagai calon kepala daerah yang akan mereka usung sebagai perwakilan dari partai mereka. Ini jelas meresahkan beberapa kalangan terutama yang benar-benar peduli dengan nasip bangsa ini kedepan, karena posisi strategis pemimpin sangat mempengaruhi banyak aspek dalam wilayah yang dia pimpim tersebut. Dan juga yang menjadi pertanyaan di sini, kemanakah kader terbaik dari partai tersebut sehingga dengan mudahnya menggadaikan harga diri untuk memanfaatkan polpularitas seseorang yang jelas-jelas sangat diragukan kapasitasnya sebagai seorang pemimpin hanya untuk mendapatkan kedudukan dalam pemerintahan.
Pada dasarnya setiap warga negara memiliki hak untuk maju sebagai pemimpin bangsa, tapi tentu saja kita harus memilih yang terbaik di antara kita memalui kriteria yang memedai sebagai seorang pemimpin untuk membimbing kita ke arah yang lebih baik, dalam segala aspek tentunya. Alangkah bijaksananya jika para politikus kita yang bertekat menjadi pemimpin bangsa dapat menyadari sepenuhnya bahwa dukungan tidak sepenuhnya ditentukan oleh popularitas, tapi justru lebih banyak oleh kapasitas, karena secara prinsip pupolaritas hanyalah pelengkap dari kapsitas itu sendiri. Dan yang terpenting bukanlah ketika dia bisa duduk dalam jabatan tersebut, tapi bagaimana dia akan mempertanggungjawabkannya nanti di hadapan Yang Maha Kuasa.
2 komentar:
Ya..kapasitas lebih utama..setelah itu popularitas InsyaAlloh akan mengikuti...
yang jelas "setiap individu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban".
yups...setuju gum...
yang terpenting adalah bagaimana seseoarang miliki cukup kualifikasi untuk memegang amanah tersebut,bukan seberapa luas figur tersebut dikenal namanya oleh masyarakat...
Post a Comment